Mendikbud Tekankan Tiga Hal dalam Memimpin Perguruan Tinggi
Jakarta, BUANASISWA.COM, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), Mohammad Nuh melantik satu rektor dan tiga direktur politeknik
negeri periode 2014 – 2018, di Jakarta, Selasa (9/9/2014). Mereka yang dilantik
adalah Aras Mulyadi (Rektor Universitas Riau), Eko Jualianto (Direktur
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Made Mudhina (Direktur Politeknik
Negeri Bali), dan Blasius Gharu (Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang).
Dalam sambutannya,
Mendikbud kembali mengingatkan tiga hal yang harus selalu dilakukan oleh
perguruan tinggi. Pertama, perguruan tinggi harus bisa memberikan layanan
pendidikan sebaik mungkin. Karena, menurut Mendikbud, mahasiswa yang dididik
ini kelak akan menggantikan posisi generasi saat ini. “Akan menjadi sebuah
kebahagiaan tersendiri, jika generasi yang kita siapkan ini jauh lebih baik
dari kita. Itu artinya, ke depan bangsa kita akan memiliki masa depan yang jauh
lebih bagus lagi,” tutur Mendikbud.
Kedua, perguruan tinggi harus
terus meningkatkan atmosfer akademik. Tidak hanya urusan peningkatan proses
belajar mengajar, kualitas penelitian, dan pelayanan kepada masyarakat, tetapi
juga tumbuhnya nilai-nilai kemulyaan. “Tidak terbatas pada tiga ranah itu,
tetapi yang jauh lebih penting adalah membangun tradisi, budaya, dan peradaban
di perguruan tinggi,” katanya.
Mendikbud juga
mengingatkan agar setiap perguruan tinggi membangun sistem tata nilai yang
dapat mencegah persoalan-persoalan kampus diselesaikan di luar sistem yang
dibentuk itu. Menurutnya, kedewasaan suatu sistem ditentukan dari kemampuan
sistem itu menyelesaikan secara mandiri seluruh persoalan yang ada di sistem
itu. “Oleh karena itu, saya mengajak untuk terus menerus memperkuat sistem tata
nilai yang ada di perguruan tinggi itu,” ujarnya.
Mendikbud mengatakan,
persoalan yang ada tidak harus selalu dilihat dari sisi benar atau salah.
Tetapi sudah saatnya perguruan tinggi mengembangkan suatu sistem tata nilai
yang melihat persoalan dari sisi baik atau buruk. “Bukan semata urusan logika,
tetapi etika. Kombinasi antara logika dan etika yang kita kembangkan sebagai
basis di dalam mengembangkan sistem tata nilai kita, maka itu akan bermuara
pada keindahan hidup di perguruan tinggi,” tambah Mendikbud. (Ratih
Anbarini)
SUMBER: Kemdikbud