Pertamina Normalisasi Pasokan
BBM Bersubsidi
Seorang
warga dengan becak motor mengangkut jerigen berisi BBM jenis premium dan solar
yang
dibelinya dari SPBU Brebek, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (26/8/14). (ANTARA
FOTO/Rudi Mulya)
Surabaya PT
Pertamina (Persero) berupaya mengantisipasi keresahaan masyarakat terhadap
kelangkaan bahan bakar minyak beberapa hari terakhir dengan menormalisasi
pasokan BBM bersubsidi.
"Kami yakin upaya ini mampu mencegah terjadinya potensi antrean yang berkepanjangan," kata Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Opertaion Region V, Heppy Wulansari, ditemui di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Hal tersebut, ungkap dia, berkaitan dengan potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran BBM subsidi oleh Pertamina sebelumnya.
"Oleh sebab itu, pemerintah telah menyampaikan dan segera memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan kami," katanya.
Untuk itu, jelas dia, guna menindaklanjuti instruksi pemerintah tersebut Pertamina sudah menginstruksikan SPBU di wilayah Marketing Operation Region V untuk menambah Delivery Order (DO).
"Kami juga mengimbau adanya penambahan jam operasi di seluruh Terminal BBM," katanya.
Tindakan tersebut, tambah dia, direalisasi oleh perseroan terhitung mulai hari ini. Dengan demikian, penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan melalui normalisasi untuk memulihkan situasi.
"Mengenai kebijakan seperti apa yang akan dikeluarkan pemerintah, sampai sekarang kami masih menunggu," katanya.
Terkait upaya normalisasi itu, sebut dia, pasokan premium dan solar di Jawa Timur dikembalikan ke volume awal. Untuk premium di Jatim sekitar 11.300 kiloliter per hari dan solar 5.800 kiloliter per hari.
"Di Bali, pasokan premium sekitar 2.300 kiloliter per hari dan solar 625 kiloliter per hari," katanya.
Dengan penyaluran BBM subsidi secara normal ini, harap dia, dalam satu hingga dua hari ke depan kondisi di SPBU bisa kembali tanpa antrean. Oleh karena itu, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak panik sehingga proses normalisasi bisa berjalan efektif.
"Kami yakin upaya ini mampu mencegah terjadinya potensi antrean yang berkepanjangan," kata Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Opertaion Region V, Heppy Wulansari, ditemui di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Hal tersebut, ungkap dia, berkaitan dengan potensi terlampauinya kuota BBM subsidi dalam APBN-P 2014 yang menjadi dasar pengaturan penyaluran BBM subsidi oleh Pertamina sebelumnya.
"Oleh sebab itu, pemerintah telah menyampaikan dan segera memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan kami," katanya.
Untuk itu, jelas dia, guna menindaklanjuti instruksi pemerintah tersebut Pertamina sudah menginstruksikan SPBU di wilayah Marketing Operation Region V untuk menambah Delivery Order (DO).
"Kami juga mengimbau adanya penambahan jam operasi di seluruh Terminal BBM," katanya.
Tindakan tersebut, tambah dia, direalisasi oleh perseroan terhitung mulai hari ini. Dengan demikian, penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan melalui normalisasi untuk memulihkan situasi.
"Mengenai kebijakan seperti apa yang akan dikeluarkan pemerintah, sampai sekarang kami masih menunggu," katanya.
Terkait upaya normalisasi itu, sebut dia, pasokan premium dan solar di Jawa Timur dikembalikan ke volume awal. Untuk premium di Jatim sekitar 11.300 kiloliter per hari dan solar 5.800 kiloliter per hari.
"Di Bali, pasokan premium sekitar 2.300 kiloliter per hari dan solar 625 kiloliter per hari," katanya.
Dengan penyaluran BBM subsidi secara normal ini, harap dia, dalam satu hingga dua hari ke depan kondisi di SPBU bisa kembali tanpa antrean. Oleh karena itu, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak panik sehingga proses normalisasi bisa berjalan efektif.
Editor: Suryanto
SUMBER: ANTARA
News